Sabtu, Desember 25, 2010

MERRY CHRISTMAS




MERRY CHRISTMAS for ALL...JESUS DATANG KE DUNIA UNTUK MENEBUS DOSA MANUSIA, KARENA ITU ALLAH DATANG KE DUNIA SEBAGAI MANUSIA MELALUI YESUS YANG ADALAH ANAKNYA YG TUNGGAL AGAR SUPAYA ORANG BERDOSA DIAMPUNI...DAN BAGI MEREKA YG TIDAK PERNAH MENGENALNYA HINGGA WAKTUNYA KAN TIBA, TUHAN AKAN DATANG DIHATI MEREKA DAN MENYATAKAN KEBESARAN-NYA HINGGA LUTUT KAN JATUH KE TANAH DAN WAJAH TAK DAPAT KAMI SEMBUNYIKAN KARENA MALU AKAN SGALA PENGORBANAN MU TUHAN YESUS DIMUKA BUMI INI, DISETIAP KEHIDUPAN MANUSIA DAN DI SETIAP HATI YG MENGENAL DAN TDK MENGENAL TUHAN YESUS..."KARENA BEGITU BESAR KASIH ALLAH AKAN DUNIA INI SEHINGGA IA TELAH MENGARUNIAKAN ANAKNYA YANG TUNGGAL AGAR KITA MENDAPATKAN HIDUP YANG KEKAL". AMIEN.

Sabtu, Oktober 16, 2010

Hachiko, Kesetiaan yang Dibawa Mati...

Di Kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang sangat termasyur. Bukan patung pahlawan ataupun patung selamat datang, melainkan patung seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.

Seorang Professor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Professor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing Dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Professor itu setiap Hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap Hari setia menemani Professor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang professor kembali. Dan ketika Professor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap Hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.

Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah Dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.

Pagi itu, seperti biasa sang Professor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang professor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempatnya mengajar. Usia yang semakin senja Dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal Dan payung yang terbuka, Professor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.

Tempat mengajar Professor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan Dan kebiasaan Professor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.
Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Professor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Professor Ueno Dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.

Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Professor naik ke gerbong yang biasa dia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya professor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan," saya akan menunggu tuan kembali."

" Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang..." teriak pegawai kereta setengah berkelakar.
Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,"guukh!"
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian professor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.
Di kampus, Professor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga Ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Professor yang kebetulah lewat koridor kampus.
Tiba-tiba Ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Professor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Professor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Professor Ueno menderita penyakit jantung, Dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong Dan menyadarkan kembali Professor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Professor Ueno meninggal dunia.

Segera kerabat Professor dihubungi. Mereka datang ke kampus Dan memutuskan membawa jenazah professor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Professor di Shibuya.
Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Professor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang Ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat Dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.

Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali Ada kereta datang, mengharap tuannya Ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja dia harus kecewa, karena Professor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua Hari kemudian, Dan berhari-Hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu Dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.
Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko Dan penasaran kenapa Professor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Professor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.

Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi Dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu Dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.

Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.

Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.

Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.

Mereka begitu terkesan dan terharu. Untuk mengenang kesetiaan anjing itu mereka kemudian membuat sebuah patung di dekat stasiun Shibuya. Sampai sekarang taman di sekitar patung itu sering dijadikan tempat untuk membuat janji bertemu. Karena masyarakat di sana berharap ada kesetiaan seperti yang sudah dicontohkan oleh Hachiku saat mereka harus menunggu maupun janji untuk datang. Akhirnya patung Hachiko pun dijadikan symbol kesetiaan. Kesetiaan yang tulus, yang terbawa sampai...

Rabu, September 22, 2010

Trik Backup Driver

Kamu pernah bingung mau install ulang Windows karena cd driver kamu hilang ato gara-gara dipinjem temen terus ga balik? Ga usah pusing-pusing lagi cari site tempat download driver kamu. Karena kita bisa membackup driver-driver yang sudah terinstal di komputer kita dengan menggunakan software backup driver.
Beberapa software backup driver ada yang benar-benar gratis, tetapi ada juga yang trial atau yang wajib bayar. Saya sarankan memakai yang gratis atau trial saja. toh biasanya cuman sekali pakai aja. Salah satunya adalah Driver Max 3.4 yang bisa di download di sini (http://rapidshare.com/files/121052929/Portable_DriverMax_www.wareznet.net.rar). Cara pakainya cukup mudah. Jadi coba2 aja sendiri ya :D

Sabtu, Agustus 28, 2010

Cara Hacker curi data Kartu Kredit

Hal ini juga pernah di alami oleh penulis yang ingin berlangganan majalah game luar negeri dengan pembayaran online lewat kartu kredit.
Para hacker sangat suka sekali kejahatan yang satu ini, kenapa? Karena kalau cuma nge-hack website atau deface (merubah tampilan/link website) merupakan sesuatu yang tidak ada untungnya. Dan hal ini bisa ke deteksi dan pelaku kejahatan bisa ketangkap dengan mudah kalau sites yang dia masuki memiliki TRACKER (program pelacak ip/link) atau LOG FILE (file yang mencatat aktivitas user/ip yang masuk ke website). Kalau carding mereka bisa bebas tanpa jejak dan juga kadang-kadang setelah mendapatkan datanya, mereka sebarkan antar hacker sehingga susah dilacak orang pertama yang mencuri data kartu kredit. Kejadian baru-baru ini yaitu situs internet teroris Indonesia juga di register dari hasil carding.

Ada beberapa cara yang digunakan oleh hacker dalam mencuri kartu kredit, antara lain:

1. Paket sniffer, cara ini adalah cara yang paling cepat untuk mendapatkan data apa saja. Konsep kerjanya mereka cukup memakai program yang dapat melihat atau membuat logging file dari data yang dikirim oleh website e-commerce (penjualan online) yang mereka incar. Pada umumnya mereka mengincar website yang tidak dilengkapi security encryption atau situs yang tidak memiliki security yang bagus.

2. Membuat program spyware, trojan, worm dan sejenisnya yang berfungsi seperti keylogger (keyboard logger, program mencatat aktifitas keyboard) dan program ini disebar lewat E-mail Spamming (taruh file-nya di attachment), mirc (chatting), messenger (yahoo, MSN), atau situs-situs tertentu dengan icon atau iming-iming yang menarik netter untuk mendownload dan membuka file tersebut. Program ini akan mencatat semua aktivitas komputer anda ke dalam sebuah file, dan akan mengirimnya ke email hacker. Kadang-kadang program ini dapat dijalankan langsung kalau anda masuk ke situs yang di buat hacker atau situs porno.

3. Membuat situs phising, yaitu situs sejenis atau kelihatan sama seperti situs aslinya. contoh di Indonesia ketika itu situs klik bca (www.klikbca.com), pernah mengalami hal yang sama. situs tersebut tampilannya sama seperti klikbca tetapi alamatnya dibikin beberapa yang berbeda seperti www.clikbca.com, www.kikbca.com, dll, jadi kalau netter yang salah ketik, akan nyasar ke situs tersebut. Untungnya orang yang membuat situs tersebut katanya tidak bermaksud jahat. Nah kalau hacker carding yang buat tuh situs, siap-siap deh kartu kredit anda bakal jebol.

4. Menjebol situs e-commerce itu langsung dan mencuri semua data para pelanggannya. Cara ini agak sulit dan perlu pakar hacker atau hacker yang sudah pengalaman untuk melakukannya. Pada umumnya mereka memakai metode injection (memasukan script yang dapat dijalankan oleh situs/server) bagi situs yang memiliki firewall. Ada beberapa cara injection antara lain yang umum digunakan html injection dan SQL injection. Bagi situs yang tidak memiliki security atau firewall, siap-siaplah dikerjain abis-abisan.
Ada beberapa cara lagi yang dilakukan para hacker, tapi cara-cara di atas adalah cara yang paling umum dilakukan hacker untuk carding. Cara yang tidak umum akan dijelaskan nanti di lain waktu. Kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat dari si pelaku, tetapi karena adanya kesempatan, waspadalah… waspadalah…
Artikel ini tidak ditujukan untuk mengajari anda gimana mencuri data kartu kredit, tapi kami ingin memberitahu anda supaya di kemudian hari anda bisa terhindari dari kejahatan pencurian data kartu kredit. Istilah kejahatan kartu kredit yang biasa di istilahkan “carding” sejak adanya internet meningkat ratusan persen. Ironisnya Indonesia masuk dalam jajaran top 10 (sempat di peringkat pertama) sehingga kartu kredit terbitan Bank-Bank Indonesia ditolak ketika belanja online di situs luar negeri.

Selasa, Agustus 24, 2010

Mengembalikan file/folder yang terkena virus

File terkena virus pasti sangat menyebalkan. Bagi yang baru belajar computer, tentu saja akan membuatnya sangat panik. Sebenarnya, virus hanya menyembunyikan file asli kita, tidak menghapusnya. File yang ditampilkan merupakan hasil duplikasi yang dibuat oleh virus dengan ekstensi yang telah diubah olehnya, sedangkan file asli diubah atributnya menjadi file system sehingga menjadi super hidden. Meskipun diubah pada folder option dengan mengaktifkan show hidden file and folder, tetapi tetap saja tidak kelihatan.

Untuk melihatnya, lakukan cara berikut:
Buka window explorer.
Klik menu Tools > Folder option.



Klik tab View. Hilangkan ceklis Hide protected system files (Recommended).



Dari peringatan yang muncul, klik Yes.



Klik OK.
Seluruh file dan folder yang disembunyikan virus akan terlihat samar.



Kita dapat menormalkan kembali semua file dan folder yang disembunyikan oleh virus. Untuk mengembalikan file tersebut, caranya:
Hapus virus dengan antivirus yang ada, misalnya: AVG.
Setelah virus terhapus, buka command prompt dengan menekan tombol window+R, lalu ketik cmd. Kemudian ENTER.



Masuk ke folder yang filenya terkena virus. Pada contoh ini, file berada di folder data, drive D. Ketika command prompt muncul, ketik D: lalu enter, kemudian ketik cd data lalu enter untuk masuk ke folder data.



Ketik perintah ATTRIB *.* -s –h –r /s /d lalu enter. Keterangan masing-masing perintah, bisa ditemukan dengan mengetik ATTRIB /? lalu enter.



Semua file dan folder yang disembunyikan akan normal kembali dan dapat kita buka.



Jadi, jangan panik jika file atau folder terkena virus. Dengan langkah yang diberikan di atas, file atau folder yang disembunyikan virus tetap bisa kita dapatkan kembali.
Trik ini hanya salah satu cara untuk mengembalikan file atau folder yang terkena virus. Jika folder option juga dihilangkan, ada cara lain bisa kita tempuh, caranya pun tentu saja berbeda.

Sabtu, Agustus 21, 2010

10 Tips Cara Merawat Laptop


Produk notebook atau laptop dewasa ini semakin merajai pasar Indonesia. Para pengguna laptop pun sekarang dibilang sudah marak, mulai dari pekerja kantoran hingga lembaga-lembaga pendidikan. Sayangnya, masih banyak orang yang sering melakukan kesalahan dalam merawat laptopnya, sehingga laptop sering cepat rusak. Untuk itu, penulis membeberkan bagaimana cara jitu merawat laptop atau notebook dengan baik dan benar. Sehingga berguna bagi Anda pemilik produk ini.
Berikut tips-tips jitu tersebut:

1. Hindari meletakkan notebook pada permukaan yang lunak atau lembut.
Seperti sofa, tempat tidur dan karfet. Sebab, pemakaian seperti itu akan menghambat aliran udara dibagian bawah notebook dan dapat menimbulkan overheating.

2. Jika mendownload software gratis dari internet, jangan sembarangan.
Terlebih lagi misalnya software yang seolah-olah sebagai suatu antivirus. Gunakan software-software yang telah Anda dapatkan dari paket laptop yang Anda beli. Namun, bila Anda tetap ingin menggunakan software hasil download, maka pastikan sudah Anda scan software tersebut dengan antivirus yang Anda miliki.

3. Hindari peletakkan laptop di lantai.
Sebab, ini dapat beresiko laptop terinjak kaki orang, anak Anda, atau binatang peliharaan. Laptop jika diletakkan di lantai, juga akan cepat kotor oleh debu.

4. Tancapkan ke stabilizer listrik laptop Anda.
Jika Anda sedang bekerja di laptop dengan menggunakan listrik (tanpa baterai), maka sebaiknya gunakan stabilizer yang bisa mencegah terjadinya tegangan listrik yang tidak stabil ke laptop Anda.

5. Jangan letakkan benda apapun di antara keyboard dan layar laptop.
Hal ini sangat berbahaya, karena risiko layar tergores menjadi besar. Tentunya Anda tidak ingin mengganti layar laptop gara-gara tergores bukan?

6. Ketika membawa laptop di dalam tas, Anda harus berhati-hati.
Tas yang digunakan untuk membawa laptop pun jangan sembarang tas. Gunakan tas yang memang digunakan untuk laptop sehingga benda-benda lainnya tidak akan menggores bagian-bagian tertentu pada laptop.

7. Jangan pernah minum atau makan atau meletakkan minuman yang mengandung cairan di sekitar laptop.
Ini sangatlah berbahaya, karena laptop sangat peka terhadap cairan yang mengenai laptop, misalnya saja cairan yang masuk ke dalam keyboard.

8. Jangan pernah berusaha untuk membongkar laptop Anda sendiri
Ini merupakan tindakan yang sangat tidak bijaksana. Laptop bukanlah seperti radio atau tape recorder biasa. Banyak bagian-bagian yang sangat kecil yang dari pabriknya saja sudah dirakit dengan menggunakan presisi robot. Jika Anda ceroboh, maka laptop Anda bisa rusak parah. Bawalah selalu laptop yang rusak ke dealer atau service center dari laptop Anda.

9. Jangan meletakkan notebook di tempat yang menjadi sangat panas.
Seperti terik matahari ataupun di dalam mobil yang diparkir cukup lama di tempat terbuka pada siang hari.

10. Hindari notebook Anda dari air jenis apa pun.
Meskipun nanti juga akan mengering, cepat atau lambat sirkuit di dalam laptop atau baterai secara perlahan akan berkarat.

5 Cara Menghindari Mata Lelah Di Depan Komputer

http://blogs.mccombs.utexas.edu/the-most/files/2009/05/girl-in-front-of-computer.jpg
Beberapa dari kita tentu memiliki kebiasaan untuk bekerja berlama-lama di depan monitor PC, entah untuk bekerja atau melakukan hal lain seperti bermain game dan browsing. Alhasil efek mata lelah dan kepala pening pun tak dapat dihindari.
Walau banyak yang menganggap fakta ini tidak sepenuhnya benar, namun kenyataannya hal ini tetap mempengaruhi kesehatan mata kita. Efeknya terkadang kita sedikit kesulitan untuk memfokuskan objek pandang, dan sebagainya. Hal ini tentunya diakibatkan pancaran radiasi monitor yang terlalu lama saat kita bekerja.
berikut ini adalah beberapa tips menghindari mata lelah, saat berada di depan monitor:

1. Jaga jarak pandang dari monitor.
Berada terlalu dekat dengan monitor memang sedikit membahayakan bagi mata kita. Seharusnya kita menjaga jarak pandang ke monitor kita dengan baik. Jarak yang disarankan adalah sekitar 20-40 inchi (50-100cm) dari mata.
Jika kita masih kesulitan membaca padahal monitor sudah berada pada jarak 20 inchi, cobalah untuk memperbesar font kita hingga kita merasa nyaman.

2. Singkirkan CRT, Beralih ke LCD
Monitor tabung (CRT) memang memberi efek yang lebih buruk dibanding LCD, selain energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Cobalah mengganti monitor CRT kita dengan LCD.
Namun harga monitor LCD memang lebih mahal dibanding CRT. Bagi kita yang masih menyeyangi monitor CRT, ada baiknya kita membeli filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang murah.

3. Atur monitor setting
Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Pre-set setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal tersebut.
Misal settingan seperti, ‘text’ atau ‘internet’ akan terasa lebih sejuk di mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan ‘game’ atau ‘movie’ akan terlihat lebih terang saat digunakan.

4. Gunakan kacamata anti radiasi
Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya.
Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih.

5. Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala
Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, mencuci muka dan sebagainya. Yang penting menjauh dari monitor.

Ternyata Matahari Pernah Berhenti 'Beredar' Demi Bani Israel

Yosua memerintahkan Matahari berhenti
Oleh: R.A. Torrey
Bagi para penyelidik Alkitab salah satu kesukaran terbesar di dalam Alkitab terdapat dalam cerita yang ditulis dalam Yosua 10:12-14, "Lalu Yosua berbicara kepada Tuhan pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel, is berkata di hadapan orang Israel: 'Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!' Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan."

Bishop Colenso menulis sebagai berikut: "Mujizat Yosua merupakan peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan." Orang yang tidak percaya dan para kritikus yang ingin menjatuhkan Alkitab mengatakan bahwa cerita ini tidak mungkin benar; sebab seandainya matahari tidak bergerak sebagaimana yang dikatakan dalam Alkitab, maka seluruh alam semesta ini akan kacau balau.

Tidak ada seorang pun yang dapat mengatakan benar tidaknya pernyataan ini. Itu hanya dugaan saja. Tetapi Allah yang menciptakan bumi, matahari dan seluruh alam semesta ini tentu saja akan dapat memelihara semuanya sekalipun matahari tidak bergerak, atau tepatnya sekalipun bumi tidak bergerak pada sumbunya sehingga matahari nampaknya tidak bergerak. Tetapi kalau kita teliti bagian akhir ayat 13, di situ dikatakan bahwa "matahari lambat-lambat terbenam". Jadi bukan berhenti sama sekali melainkan hanya bergerak dengan lambat.

Lagi pula, kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "di tengah langit" sebenarnya berarti di bagian langit yang menaungi separuh dari bumi ini. Langit itu terbagi menjadi dua bagian, bagian yang dapat kita lihat dan bagian lain yang hanya dapat dilihat dari belahan bumi sebelah sana. Jadi apa yang diminta Yosua ialah agar matahari berlambat-lambat sehingga tetap tampak di langit yang menaungi belahan bumi yang satu, dan dalam kitab Yosua memang tertulis bahwa itulah yang dilakukan matahari itu.

Jadi apa yang dikatakan dalam cerita itu ialah bahwa matahari terus berada atau berhenti di atas cakrawala yang dapat kita lihat, "kira-kira sehari penuh". Rupa-rupanya pada hari itu di dekat Gibeon, di lembah Ayalon, terjadi suatu peristiwa yang biasanya terjadi di Kutub Utara selama beberapa hari setiap tahun yaitu matahari dapat dilihat terus selama 24 jam penuh.
Kita tidak diberitahu dengan cara bagaimana hal ini dilaksanakan. Mungkin ujung poros bumi menurun sedikit atau mungkin ada refraksi sinar terang atau dengan cara lain yang tidak dapat diduga. Pasti tidak perlu ada tabrakan di dalam alam semesta sebagaimana yang dibayangkan oleh orang-orang yang menentang Alkitab.

Mengenai apakah hal itu benar-benar terjadi atau tidak, itu merupakan soal sejarah. Tetapi sejarah yang dapat kita anggap otentik, yaitu buku Yosua, mengatakan bahwa hal itu benar-benar terjadi. Fakta yang sangat mengherankan ialah kita juga mendapatkan keterangan yang sama di dalam sejarah di luar Alkitab. Herodotus, ahli sejarah Yunani yang terkenal, mengatakan bahwa imam-imam Mesir menunjukkan kepadanya sebuah catatan mengenai suatu hari yang panjang. Dari tulisan-tulisan Cina kuno kita mengetahui bahwa ada hari yang panjang yang pernah terjadi dalam masa pemerintahan Kaisar Yeo, yang diperkirakan hidup sezaman dengan Yosua. Orang-orang Meksiko juga mempunyal catatan yang mengatakan bahwa matahari tetap bersinar sehari penuh dalam tahun yang diperkirakan sama dengan tahun ketika Yosua berperang di Palestina. Tidak ada alasan yang benar-benar kuat untuk membuktikan bahwa tidak ada hari seperti itu. Jadi berdasarkan penyelidikan yang teliti, anggapan bahwa peristiwa itu merupakan "peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan" ternyata sama sekali tidak benar. Alkitab ternyata tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan maupun dengan sejarah.
Biar bagaimanapun peristiwa ini merupakan suatu mujizat, tetapi orang yang benar-benar percaya kepada Allah yang adalah Pencipta alam semesta, Allah yang terbukti telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, tidak akan mengalami kesukaran untuk percaya akan mujizat. Kita percaya kepada Allah yang melakukan mujizat.
Tertahannya Matahari bagi Nabiyullah Yusa’  DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar
Para panglima berusaha mengumpulkan bala tentara sebanyak yang mereka mampu untuk menghadapi musuh. Mereka mengira bahwa salah satu sebab kemenangan di medan perang adalah kuantitas. Lain halnya dengan Nabiyullah Yusa’. Allah membuka tanah suci lewat tangannya untuk Bani Israil setelah Musa ‘alahis salam. Yusya' tidak mementingkan jumlah besar dalam menghadapi musuh. Dia lebih memperhatikan kualitas pasukan perangnya. Oleh karena itu, dia menyortir bala tentaranya dan prajurit-prajurit yang hati mereka tertambat dengan urusan dunia yang telah memenjarakan hati mereka.
Rasulullah menyampaikan kepada kita bahwa Yusya' berperang dengan bala tentara tersebut untuk melawan penduduk sebuah kota. Dia khawatir malam tiba sebelum kemenangan diraih di tangan. Dia pun memohon kepada Allah supaya menahan matahari, maka Dia menahannya sampai kemenangan terwujud. Itu adalah salah satu ayat Allah. Allah juga menunjukkan ayat-Nya yang lain, melalui tangannya manakala terungkap orang-orang yang menggelapkan rampasan perang dan Allah memurkai mereka.
Teks Hadis
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Salah seorang Nabi berperang. Dia berkata kepada kaumnya, ‘Jangan mengikutiku orang yang menikahi wanita sementara dia hendak membangun rumah tangga dengannya dan dia belum membangunnya dengannya, dan tidak juga seorang yang membangun rumah tapi belum melengkapi atapnya. Tidak pula orang yang telah membekali kambing atau unta betina yang bunting sementara dia menunggu kelahirannya.' Lalu nabi itu berperang. Dia mendekati sebuah desa pada waktu shalat ashar atau dekat waktu ashar. Maka dia berkata kepada matahari, 'Sesungguhnya kamu diperintahkan dan akupun diperintahkan. Ya Allah, tahanlah matahari untuk kami.' Matahari tertahan dan mereka meraih kemenangan.
Lalu dia mengumpulkan harta rampasan perang. Maka datanglah api untuk melahapnya tetapi ia tidak bisa memakannya. Nabi itu berkata, 'Ada di antara kalian yang menggelapkan harta rampasan perang, hendaknya dari masing-masing kabilah ada satu orang yang membaitku.' Maka tangan seorang laki-laki menempel dengan tangannya dan dia berkata, 'Kalian menggelapkan rampasan perang.' Maka mereka datang menyerahkan emas sebesar kepala sapi. Mereka meletakannya lalu datanglah api dan memakannya. Kemudian Allah menghalalkan harta rampasan perang bagi kita. Dia mengetahui kelemahan dan ketidakmampuan kita, maka Dia menghalalkannya untuk kita."
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Fardhul Khumus, bab sabda nabi, “Dihalalkan harta rampasan perang bagi kalian.” (6/220, no. 3124). Diriwayatkan oleh Bukhari secara ringkas dalam Kitab Nikah, bab orang yang hendak berumah tangga sebelum perang, 9/223, no. 5157. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabul Jihad Was Siyar, ba penghalalan harta rampasan perang, 3/1366, no. 1747. ia pun terdapat di dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 12/409.
Penjelasan Hadis
Rasulullah menyampaikan kepada kita bahwa salah seorang nabiyullah berperang untuk membuka sebuah desa. Nabi ini adalah Yusya’ bin Nun, salah seorang nabi Bani Israil. (Hadis shahih menyatakan hal itu diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya. Lihat Fathul Bari, 6/221). Dia ini telah menyertai Musa dalam hidupnya. Dia menemani Musa dalam perjalanannya kepada Khidhir sebagaimana telah dijelaskan dalam kisah Musa dan Khidhir. Allah memberinya wahyu setelah Musa wafat dan Musa mengangkatnya sebagai penerusnya di Bani Israil. Dialah pemimpin yang berkat jasanya tanah suci bisa direbut kembali.
Nabiyullah Yusya’ pada saat persiapannya menuju kota yang hendak ditaklukkan dia berusaha agar pasukannya menjadi pasukan yang kuat dan tangguh. Oleh karenanya, dia menyortir prajurit-prajurit yang bisa menjadi biang kekalahan, karena hati mereka lebih disibukkan oleh perkara dunia yang membelenggu hati dan pikiran mereka. Yusya’ mengeluarkan tiga kelompok prajurit yang tidak dizinkan untuk pergi berperang.
Kelompok pertama adalah orang yang telah berakad nikah tetapi belum menyentuh isterinya. Kelompok ini tidak diragukan pastilah sangat tergantung hatinya dengan istrinya, lebih-lebih jika dia masih muda.
Kelompok kedua adalah orang yang sibuk membangun rumah dan belum menyelesaikan bangunannya.
Kelompok ketiga adalah orang yang membeli unta atau domba bunting sementara dia menantikan kelahirannya.
Prinsip yang dipegang oleh nabi ini menunjukkan bahwa dia adalah panglima yang unggul, pemilik taktik jitu dalam memimpin dan menyiapkan bala tentara sehingga kemenangan bisa diwujudkan. Prajurit tidak menang dalam jumlah besarnya, akan tetapi dengan kualitas. Ini lebih penting daripada jumlah dan kualitas.
Oleh karenanya, Yusya’ mengeluarkan orang-orang yang berhati sibuk dari pasukannya, yaitu orang-orang yang badannya di medan perang, tetapi pikirannya bersama istri yang belum disentuhnya atau rumah yang belum diselesaikannya atau ternak yang ditunggu kelahirannya.
Apa yang dilakukan oleh Yusya’ ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Thalut ketika melarang pasukannya untuk minum dari sungai kecuali orang-orang yang menciduk air dengan tangannya. Saat itu sedikit dari mereka yang minum. Thalut telah membersihkan pasukannya dari unsur-unsur pelemah yang menjadi titik kekalahan.
Allah telah menyampaikan kepada Rasul-Nya bahwa mundurnya orang-orang munafik di perang uhud mengandung kebaikan bagi orang-orang mukmin, “Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang aAmat suka mendengarkan perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (At-Taubah: 47)..
Dengan pasukannya Yusya’ berangkat ke kota yang hendak ditaklukkannya. Dia mendekati kota itu pada waktu ashar di hari yang sama. Ini berarti kesempatan untuk membuka kota itu tidaklah banyak karena berperang di malam hari tidaklah mudah dan bisa jadi hari itu adalah hari Jum’at. Dia harus menghentikan perang begitu matahari terbenam. Karena berarti itu memasukai hari Sabtu dan perang di hari Sabtu hukumnya haram bagi Bani Israil. Maka dia harus mundur dari kota itu sebelum merebutnya, dan ini berarti memberi peluang kepada penduduk kota untuk memperkuat pasukannya, memperbaiki benteng-bentengnya, dan menambah kekuatan senjatanya. ‘Yusya’ menghadap matahari dan berkata kepadanya, “Kamu diperintakan aku juga diperintahkan.” Kemudian Yusya’ berdoa kepada Allah, “Ya Allah, tahanlah ia untuk kami.” Allah mengabulkan permintaannya dan menunda terbenamnya matahari hingga kemenangannya diwujudkan.
Iman Yusya’ begitu besar. Dia yakin kodrat Allah di atas segala sesuatu. Dia mampu memanjangkan siang sehingga kemenangan bisa diraih sebelum terbenamnya matahari. Urusan seperti ini tidak sulit bagi Allah, dan kita mengetahui pada hari ini bahwa siang dan malam terjadi karena berputarnya bumi mengelilingi dirinya. Dan sepertinya, -ilmu yang sebenarnya berada di sisi Allah- perputaran bumi berjalan lambat dengan kodrat Allah hingga kemenagan terwujudkan.
Allah tidak menghalalkan harta rampasan perang bagi umat manapun sebelum kita. Harta rampasan perang dikumpulkan, lalu api turun dari langit dan membakarnya jika tidak seorangpun dari pasukan yang menggelapkannya. Jika harta rampasan perang ada yang digelapkan, maka api menolak untuk melahapnya. Ini berarti Allah tidak ridha kepada mereka.
Harta rampsan perang dikumpulkan, api pun turun tetapi tidak memakan apapun. Maka Yusya’ berkata, “Di antara kalian ada yang menggelapkan harta rampasan perang.” Untuk membongkarnya Yusya’ menyuruh masing-masing kabilah mengirimkan satu orang untuk membaitnya. Maka tangannya menempel lengket di tangan orang yang berasal dari kabilah yang menggelapkan harta rampasan perang. Yusya’ membait anggota kabilah itu satu persatu. Tangannya lengket dengan tangan dua atau tiga orang, dan Yusya’ berkata, “Penggelapnya ada pada kalian.” Akhirnya mereka mengeluarkan sebongkah emas besar dalam bentuk kepala sapi dan diletakkan di antara harta rampasan lain. Api turun dan memakannya. Hukum ini telah mansukh(dihapus) bagi kita sebagai rahmat dari Allah kepada kita dan karunia-Nya. Dan dihalakannya harta rampasan perang merupakan salah satu kekhusuan atas umat ini.
Versi Taurat
Terdapat Safar yang panjang dalam Taurat yang bernama Safar Yusya’. Hanya saja, nama yang tertulis padanya adalah Yasyu’. Ini adalah nama Ibrani yang berarti Yehofa Khalash, dan Yehofa dalam Yahudi adalah salah satu nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Buku kamus Al-Kitabul Muqaddaas menyebutkan dengan mengambil dari Taurat, bahwa di beberapa tempat, nama Yasyu’ pada dasarnya adalah Husya’ atau Hausya’, dan bahwa Musalah yang memanggilnya Yasyu’. Yasyu’ adalah pengganti Musa. Dia pertama kali sebagai pelayan Musa. Dalam hidupnya Musa menugaskannya untuk mengurusi sebagian perkara-perkara besar. (Kamus Al-Kitabul Muqaddas, hlm. 1068). Taurat menyebutkan dalam Safar yang dinisbahkan kepada Yusya’ bahwa Bani Israil masuk Palestina setelah Musa wafat dengan dipimpin oleh Yasyu’. Di sana terdapat banyak perincian tentang cara masuk mereka, perang-perang yang mereka jalani dengan pimpinan Yasyu’, dan kemengan-kemengan yang mereka raih.
Disebutkan di Ishah ke tujuh dala Safar Yasyu’ tentang kisah penggelapan yang dilakukan oleh sebagian Bani Israil, bagaimana Yusya’ membongkar orang-orang yang melakukan penggelapan, dan penentuan siapa yang menggelapkan. Akan tetapi, yang disebutkan di dalam hadits lebih teliti daripada dalam Taurat. Hadis menjelaskan bahwa Yusya’ membongkarnya dengan berjabat tangan seperti yang ada di dalam hadits dan ini tidak dijelaskan dalam Taurat.
Taurat menyebutkan bahwa pelaku penggelapan hanyalah seorang, sementara hadis menyatakan dua atau tiga orang. Taurat juga menyebutkan bahwa seorang laki-laki menggelapkan baju Syinari yang mahal, dua ratus Syaqil perak dan lidah emas seberat lima puluh Syaqil. Padahal yang benar adalah bahwa harta yang digelapkan adalah kepala sapi dari emas seperti dalam hadis.
Taurat menyebutkan di Ishah kesepuluh di Safar Yusya’ tentang ditahannya matahari untuk Yusya’. Hal itu dijelaskan dalam Safar tersebut point 12-13, “Ketika itu Yusya’ berbicara kepada Tuhan pada hari ketika Tuhan menyerahkan orang-orang Umuriyyin di depan Bani Israil. Dia berkata di depan Bani Israil, ‘Wahai matahari, tetaplah kamu di atas Jab’un dan rembulan di atas lembah Ailun. Maka matahari berhenti dan rembulan juga berhenti, sehingga rakyat bisa membalas musuh-musuhnya. Bukankah ini tertulis dalam Safar Yasyir? Matahari berhenti di tengah langit dan ia tidak terbenam selama hampir satu hari penuh.”
Nash Taurat ini harus ditimbang kebenarannya dengan kacamata hadis. Yusya’ tidak memerintahkan matahari untuk berhenti, tetapi dia berdoa kepada Allah agar menahannya untuknya. Matahari tidak berada di tengah-tengah langit, tetapi ia telah condong untuk terbenam karena doa Yusya’ pada waktu Ashar atau sesudahnya.
Ada hal lain yang harus dikoreksi, yaitu penyelewengan yang terjadi pada Taurat. Taurat menyebutkan dalam Ishah kesepuluh bahwa peperangan di mana matahari ditahan untuk Yusya’ terjadi setelah perang yang melibatkan penggelapan harta rampasan perang. Yang benar dan sesuai dengan hadis adalah bahwa keduanya terjadi di dalam satu peperangan.
Di antara penyimpangan yang terjadi pada Taurat adalah bahwa Taurat menyebutkan Bani Israil menyimpan harta rampasan perang dalam perang Ariha di Baitur Rab, baik itu emas atau perak atau bejana kuningan atau besi, dan itu dengan perintah Allah kepada mereka. Harta yang digelapkan dibakar oleh Bani Israil bersama laki-laki yang menggelapkannya beserta putra-putrinya, keledainya, kambingnya, tendanya dan seluruh hartanya.
Adapun harta rampasan perang setelah itu, maka Ishah kedelapan poin 2 dalam Safar Yasyu’ menyebutkan bahwa Tuhan membolehkannya bagi mereka. Nashnya, “Hanya saja harta rampasan perangnya. Ternak-ternaknya ambillah ia untuk diri kalian.” Poin 27 dalam Safar yang sama, “Akan tetapi ternak dan harta rampasan perang kota itu diambil oleh Bani Israil untuk diri mereka berdasarkan firman Tuhan yang diperintahkan kepada Yasyu’.”
Yang disebutkan di atas termasuk penyelewengan yang menimpa Taurat tentang harta rampasan yang tidak dihalalkan kepada umat sebelum kita. Api datang, maka ia memakan harta rampasan perang yang terdiri dari perabotan, pakaian, emas, dan perak sebagaimana hal ini ditetapkan oleh banyak dalil shahih. Salah satunya disebutkan oleh Rasulullah dalam hadis ini. Beliau saw. memberitakan bahwa api yang turun dari langit menolak memakan harta rampasan perang jika terjadi penggelapan. Baru ketika penggelapan itu dibongkar dan diletakkan bersama harta rampasan lainnya, maka turunlah api yang membakarnya. Tidak benar jika yang membakarnya adalah Bani Israil. Kalaupun pelaku penggelapan harta rampasan perang boleh dibakar sebagai hukuman atasnya, maka bukanlah termasuk keadilan jika istrinya, anak-anaknya dan ternaknya pun ikut dibakar, seperti yang diklaim oleh para penyeleweng Taurat.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
1. Peperangan yang dilakukan oleh Yusya’ dengan diikuti oleh Bani Israil menunjukkan bahwa berperang telah diwajibkan atas umat-umat sebelum umat ini. Bukan khusus bagi kita saja. Allah telah menghukum Bani Israil dengan kesesatan selama empat puluh tahun manakala mereka menolak berperang melawan orang-orang yang sombong.
2. Firman Allah ini menunjukkan bahwa para Nabi dalam jumlah yang besar telah berperang, “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa.” (Ali Imran: 146). Firman Allah menunjukkan kewajiban berperang atas Bani Israil, “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab, "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa Kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah: 246).
3. Hadis ini membimbing pemimpin agar tidak menyerahkankan tugas-tugas besar kepada orang-orang di mana hati mereka sibuk dengan perkara yang menghalangi mereka untuk menunaikannya.
4. Pengendalian prajurit memerlukan ilmu tentang tabiat-tabiat jiwa dan pemilihan kualitas yang memungkinkannya untuk bersabar di medan perang, serta membuang unsur penyebab kekalahan pasukan sebagaimana yang dilakukan oleh Yusya’.
5. Hadis ini mengandung ayat yang nyata dan mukjizat mengagumkan yang menunjukkan kodrat Allah dan dukungan-Nya kepada rasul-rasul-Nya, serta pertolongan-Nya kepada mereka dalam tugas-tugas yang dibebankan atas mereka. Di antaranya adalah menahan matahari dan memanjangkan siang, sehingga para pasukan bisa meraih kemenangan. Allah juga menunjukkan kabilah di mana penggelapan terjadi padanya, termasuk para pelaku penggelapan, sebagaimana telah disebutkan dalam hadis.
6. Harta rampasan perang diharamkan atas umat-umat sebelum kita. Dan Allah memberkan kekhususan kepada umat ini dengan menghalalkanya bagi mereka.
7. Dosa menggelapkan harta rampasan perang. Api tidak mau membakar harta rampasan di mana padanya terjadi penggelapan. Rasulullah telah menyampaikan bahwa seorang laki-laki menggelapkan selimut, maka ia membakarnya di kuburnya. Orang yang menggelapkan harta rampasan perang, maka dia akan memikulnya di hari kiamat.
8. Pada Bani Israil terdapat orang-orang shalih yang berjihad fi sabilillah. Allah membantu dan memberi mereka kemenangan.
9. Walaupun Yusya’ telah membersihkan pasukannya dari unsur lemah di mana kekalahan mungkin terjadi melalui mereka, tetap saja tersisa orang-orang lemah iman pada pasukannya, yaitu orang-orang yang menggelapkan harta rampasan perang.
10. Hadis ini mengoreksi sebagian penyimpangan dalam Taurat.
Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 138-147.

Ternyata Matahari Pernah Berhenti 'Beredar' Demi Bani Israel [Ada Bukti Ayat dan Catatan Sejarahnya]

Rabu, 04 Agustus 2010 |

Yosua memerintahkan Matahari berhenti
Oleh: R.A. Torrey
Bagi para penyelidik Alkitab salah satu kesukaran terbesar di dalam Alkitab terdapat dalam cerita yang ditulis dalam Yosua 10:12-14, "Lalu Yosua berbicara kepada Tuhan pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel, is berkata di hadapan orang Israel: 'Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!' Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan."

Bishop Colenso menulis sebagai berikut: "Mujizat Yosua merupakan peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan." Orang yang tidak percaya dan para kritikus yang ingin menjatuhkan Alkitab mengatakan bahwa cerita ini tidak mungkin benar; sebab seandainya matahari tidak bergerak sebagaimana yang dikatakan dalam Alkitab, maka seluruh alam semesta ini akan kacau balau.

Tidak ada seorang pun yang dapat mengatakan benar tidaknya pernyataan ini. Itu hanya dugaan saja. Tetapi Allah yang menciptakan bumi, matahari dan seluruh alam semesta ini tentu saja akan dapat memelihara semuanya sekalipun matahari tidak bergerak, atau tepatnya sekalipun bumi tidak bergerak pada sumbunya sehingga matahari nampaknya tidak bergerak. Tetapi kalau kita teliti bagian akhir ayat 13, di situ dikatakan bahwa "matahari lambat-lambat terbenam". Jadi bukan berhenti sama sekali melainkan hanya bergerak dengan lambat.

Lagi pula, kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "di tengah langit" sebenarnya berarti di bagian langit yang menaungi separuh dari bumi ini. Langit itu terbagi menjadi dua bagian, bagian yang dapat kita lihat dan bagian lain yang hanya dapat dilihat dari belahan bumi sebelah sana. Jadi apa yang diminta Yosua ialah agar matahari berlambat-lambat sehingga tetap tampak di langit yang menaungi belahan bumi yang satu, dan dalam kitab Yosua memang tertulis bahwa itulah yang dilakukan matahari itu.

Jadi apa yang dikatakan dalam cerita itu ialah bahwa matahari terus berada atau berhenti di atas cakrawala yang dapat kita lihat, "kira-kira sehari penuh". Rupa-rupanya pada hari itu di dekat Gibeon, di lembah Ayalon, terjadi suatu peristiwa yang biasanya terjadi di Kutub Utara selama beberapa hari setiap tahun yaitu matahari dapat dilihat terus selama 24 jam penuh.
Kita tidak diberitahu dengan cara bagaimana hal ini dilaksanakan. Mungkin ujung poros bumi menurun sedikit atau mungkin ada refraksi sinar terang atau dengan cara lain yang tidak dapat diduga. Pasti tidak perlu ada tabrakan di dalam alam semesta sebagaimana yang dibayangkan oleh orang-orang yang menentang Alkitab.

Mengenai apakah hal itu benar-benar terjadi atau tidak, itu merupakan soal sejarah. Tetapi sejarah yang dapat kita anggap otentik, yaitu buku Yosua, mengatakan bahwa hal itu benar-benar terjadi. Fakta yang sangat mengherankan ialah kita juga mendapatkan keterangan yang sama di dalam sejarah di luar Alkitab. Herodotus, ahli sejarah Yunani yang terkenal, mengatakan bahwa imam-imam Mesir menunjukkan kepadanya sebuah catatan mengenai suatu hari yang panjang. Dari tulisan-tulisan Cina kuno kita mengetahui bahwa ada hari yang panjang yang pernah terjadi dalam masa pemerintahan Kaisar Yeo, yang diperkirakan hidup sezaman dengan Yosua. Orang-orang Meksiko juga mempunyal catatan yang mengatakan bahwa matahari tetap bersinar sehari penuh dalam tahun yang diperkirakan sama dengan tahun ketika Yosua berperang di Palestina. Tidak ada alasan yang benar-benar kuat untuk membuktikan bahwa tidak ada hari seperti itu. Jadi berdasarkan penyelidikan yang teliti, anggapan bahwa peristiwa itu merupakan "peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan" ternyata sama sekali tidak benar. Alkitab ternyata tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan maupun dengan sejarah.
Biar bagaimanapun peristiwa ini merupakan suatu mujizat, tetapi orang yang benar-benar percaya kepada Allah yang adalah Pencipta alam semesta, Allah yang terbukti telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, tidak akan mengalami kesukaran untuk percaya akan mujizat. Kita percaya kepada Allah yang melakukan mujizat.
Tertahannya Matahari bagi Nabiyullah Yusa’  DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar
Para panglima berusaha mengumpulkan bala tentara sebanyak yang mereka mampu untuk menghadapi musuh. Mereka mengira bahwa salah satu sebab kemenangan di medan perang adalah kuantitas. Lain halnya dengan Nabiyullah Yusa’. Allah membuka tanah suci lewat tangannya untuk Bani Israil setelah Musa ‘alahis salam. Yusya' tidak mementingkan jumlah besar dalam menghadapi musuh. Dia lebih memperhatikan kualitas pasukan perangnya. Oleh karena itu, dia menyortir bala tentaranya dan prajurit-prajurit yang hati mereka tertambat dengan urusan dunia yang telah memenjarakan hati mereka.
Rasulullah menyampaikan kepada kita bahwa Yusya' berperang dengan bala tentara tersebut untuk melawan penduduk sebuah kota. Dia khawatir malam tiba sebelum kemenangan diraih di tangan. Dia pun memohon kepada Allah supaya menahan matahari, maka Dia menahannya sampai kemenangan terwujud. Itu adalah salah satu ayat Allah. Allah juga menunjukkan ayat-Nya yang lain, melalui tangannya manakala terungkap orang-orang yang menggelapkan rampasan perang dan Allah memurkai mereka.
Teks Hadis
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Salah seorang Nabi berperang. Dia berkata kepada kaumnya, ‘Jangan mengikutiku orang yang menikahi wanita sementara dia hendak membangun rumah tangga dengannya dan dia belum membangunnya dengannya, dan tidak juga seorang yang membangun rumah tapi belum melengkapi atapnya. Tidak pula orang yang telah membekali kambing atau unta betina yang bunting sementara dia menunggu kelahirannya.' Lalu nabi itu berperang. Dia mendekati sebuah desa pada waktu shalat ashar atau dekat waktu ashar. Maka dia berkata kepada matahari, 'Sesungguhnya kamu diperintahkan dan akupun diperintahkan. Ya Allah, tahanlah matahari untuk kami.' Matahari tertahan dan mereka meraih kemenangan.
Lalu dia mengumpulkan harta rampasan perang. Maka datanglah api untuk melahapnya tetapi ia tidak bisa memakannya. Nabi itu berkata, 'Ada di antara kalian yang menggelapkan harta rampasan perang, hendaknya dari masing-masing kabilah ada satu orang yang membaitku.' Maka tangan seorang laki-laki menempel dengan tangannya dan dia berkata, 'Kalian menggelapkan rampasan perang.' Maka mereka datang menyerahkan emas sebesar kepala sapi. Mereka meletakannya lalu datanglah api dan memakannya. Kemudian Allah menghalalkan harta rampasan perang bagi kita. Dia mengetahui kelemahan dan ketidakmampuan kita, maka Dia menghalalkannya untuk kita."
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Fardhul Khumus, bab sabda nabi, “Dihalalkan harta rampasan perang bagi kalian.” (6/220, no. 3124). Diriwayatkan oleh Bukhari secara ringkas dalam Kitab Nikah, bab orang yang hendak berumah tangga sebelum perang, 9/223, no. 5157. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabul Jihad Was Siyar, ba penghalalan harta rampasan perang, 3/1366, no. 1747. ia pun terdapat di dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 12/409.
Penjelasan Hadis
Rasulullah menyampaikan kepada kita bahwa salah seorang nabiyullah berperang untuk membuka sebuah desa. Nabi ini adalah Yusya’ bin Nun, salah seorang nabi Bani Israil. (Hadis shahih menyatakan hal itu diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya. Lihat Fathul Bari, 6/221). Dia ini telah menyertai Musa dalam hidupnya. Dia menemani Musa dalam perjalanannya kepada Khidhir sebagaimana telah dijelaskan dalam kisah Musa dan Khidhir. Allah memberinya wahyu setelah Musa wafat dan Musa mengangkatnya sebagai penerusnya di Bani Israil. Dialah pemimpin yang berkat jasanya tanah suci bisa direbut kembali.
Nabiyullah Yusya’ pada saat persiapannya menuju kota yang hendak ditaklukkan dia berusaha agar pasukannya menjadi pasukan yang kuat dan tangguh. Oleh karenanya, dia menyortir prajurit-prajurit yang bisa menjadi biang kekalahan, karena hati mereka lebih disibukkan oleh perkara dunia yang membelenggu hati dan pikiran mereka. Yusya’ mengeluarkan tiga kelompok prajurit yang tidak dizinkan untuk pergi berperang.
Kelompok pertama adalah orang yang telah berakad nikah tetapi belum menyentuh isterinya. Kelompok ini tidak diragukan pastilah sangat tergantung hatinya dengan istrinya, lebih-lebih jika dia masih muda.
Kelompok kedua adalah orang yang sibuk membangun rumah dan belum menyelesaikan bangunannya.
Kelompok ketiga adalah orang yang membeli unta atau domba bunting sementara dia menantikan kelahirannya.
Prinsip yang dipegang oleh nabi ini menunjukkan bahwa dia adalah panglima yang unggul, pemilik taktik jitu dalam memimpin dan menyiapkan bala tentara sehingga kemenangan bisa diwujudkan. Prajurit tidak menang dalam jumlah besarnya, akan tetapi dengan kualitas. Ini lebih penting daripada jumlah dan kualitas.
Oleh karenanya, Yusya’ mengeluarkan orang-orang yang berhati sibuk dari pasukannya, yaitu orang-orang yang badannya di medan perang, tetapi pikirannya bersama istri yang belum disentuhnya atau rumah yang belum diselesaikannya atau ternak yang ditunggu kelahirannya.
Apa yang dilakukan oleh Yusya’ ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Thalut ketika melarang pasukannya untuk minum dari sungai kecuali orang-orang yang menciduk air dengan tangannya. Saat itu sedikit dari mereka yang minum. Thalut telah membersihkan pasukannya dari unsur-unsur pelemah yang menjadi titik kekalahan.
Allah telah menyampaikan kepada Rasul-Nya bahwa mundurnya orang-orang munafik di perang uhud mengandung kebaikan bagi orang-orang mukmin, “Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang aAmat suka mendengarkan perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (At-Taubah: 47)..
Dengan pasukannya Yusya’ berangkat ke kota yang hendak ditaklukkannya. Dia mendekati kota itu pada waktu ashar di hari yang sama. Ini berarti kesempatan untuk membuka kota itu tidaklah banyak karena berperang di malam hari tidaklah mudah dan bisa jadi hari itu adalah hari Jum’at. Dia harus menghentikan perang begitu matahari terbenam. Karena berarti itu memasukai hari Sabtu dan perang di hari Sabtu hukumnya haram bagi Bani Israil. Maka dia harus mundur dari kota itu sebelum merebutnya, dan ini berarti memberi peluang kepada penduduk kota untuk memperkuat pasukannya, memperbaiki benteng-bentengnya, dan menambah kekuatan senjatanya. ‘Yusya’ menghadap matahari dan berkata kepadanya, “Kamu diperintakan aku juga diperintahkan.” Kemudian Yusya’ berdoa kepada Allah, “Ya Allah, tahanlah ia untuk kami.” Allah mengabulkan permintaannya dan menunda terbenamnya matahari hingga kemenangannya diwujudkan.
Iman Yusya’ begitu besar. Dia yakin kodrat Allah di atas segala sesuatu. Dia mampu memanjangkan siang sehingga kemenangan bisa diraih sebelum terbenamnya matahari. Urusan seperti ini tidak sulit bagi Allah, dan kita mengetahui pada hari ini bahwa siang dan malam terjadi karena berputarnya bumi mengelilingi dirinya. Dan sepertinya, -ilmu yang sebenarnya berada di sisi Allah- perputaran bumi berjalan lambat dengan kodrat Allah hingga kemenagan terwujudkan.
Allah tidak menghalalkan harta rampasan perang bagi umat manapun sebelum kita. Harta rampasan perang dikumpulkan, lalu api turun dari langit dan membakarnya jika tidak seorangpun dari pasukan yang menggelapkannya. Jika harta rampasan perang ada yang digelapkan, maka api menolak untuk melahapnya. Ini berarti Allah tidak ridha kepada mereka.
Harta rampsan perang dikumpulkan, api pun turun tetapi tidak memakan apapun. Maka Yusya’ berkata, “Di antara kalian ada yang menggelapkan harta rampasan perang.” Untuk membongkarnya Yusya’ menyuruh masing-masing kabilah mengirimkan satu orang untuk membaitnya. Maka tangannya menempel lengket di tangan orang yang berasal dari kabilah yang menggelapkan harta rampasan perang. Yusya’ membait anggota kabilah itu satu persatu. Tangannya lengket dengan tangan dua atau tiga orang, dan Yusya’ berkata, “Penggelapnya ada pada kalian.” Akhirnya mereka mengeluarkan sebongkah emas besar dalam bentuk kepala sapi dan diletakkan di antara harta rampasan lain. Api turun dan memakannya. Hukum ini telah mansukh(dihapus) bagi kita sebagai rahmat dari Allah kepada kita dan karunia-Nya. Dan dihalakannya harta rampasan perang merupakan salah satu kekhusuan atas umat ini.
Versi Taurat
Terdapat Safar yang panjang dalam Taurat yang bernama Safar Yusya’. Hanya saja, nama yang tertulis padanya adalah Yasyu’. Ini adalah nama Ibrani yang berarti Yehofa Khalash, dan Yehofa dalam Yahudi adalah salah satu nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Buku kamus Al-Kitabul Muqaddaas menyebutkan dengan mengambil dari Taurat, bahwa di beberapa tempat, nama Yasyu’ pada dasarnya adalah Husya’ atau Hausya’, dan bahwa Musalah yang memanggilnya Yasyu’. Yasyu’ adalah pengganti Musa. Dia pertama kali sebagai pelayan Musa. Dalam hidupnya Musa menugaskannya untuk mengurusi sebagian perkara-perkara besar. (Kamus Al-Kitabul Muqaddas, hlm. 1068). Taurat menyebutkan dalam Safar yang dinisbahkan kepada Yusya’ bahwa Bani Israil masuk Palestina setelah Musa wafat dengan dipimpin oleh Yasyu’. Di sana terdapat banyak perincian tentang cara masuk mereka, perang-perang yang mereka jalani dengan pimpinan Yasyu’, dan kemengan-kemengan yang mereka raih.
Disebutkan di Ishah ke tujuh dala Safar Yasyu’ tentang kisah penggelapan yang dilakukan oleh sebagian Bani Israil, bagaimana Yusya’ membongkar orang-orang yang melakukan penggelapan, dan penentuan siapa yang menggelapkan. Akan tetapi, yang disebutkan di dalam hadits lebih teliti daripada dalam Taurat. Hadis menjelaskan bahwa Yusya’ membongkarnya dengan berjabat tangan seperti yang ada di dalam hadits dan ini tidak dijelaskan dalam Taurat.
Taurat menyebutkan bahwa pelaku penggelapan hanyalah seorang, sementara hadis menyatakan dua atau tiga orang. Taurat juga menyebutkan bahwa seorang laki-laki menggelapkan baju Syinari yang mahal, dua ratus Syaqil perak dan lidah emas seberat lima puluh Syaqil. Padahal yang benar adalah bahwa harta yang digelapkan adalah kepala sapi dari emas seperti dalam hadis.
Taurat menyebutkan di Ishah kesepuluh di Safar Yusya’ tentang ditahannya matahari untuk Yusya’. Hal itu dijelaskan dalam Safar tersebut point 12-13, “Ketika itu Yusya’ berbicara kepada Tuhan pada hari ketika Tuhan menyerahkan orang-orang Umuriyyin di depan Bani Israil. Dia berkata di depan Bani Israil, ‘Wahai matahari, tetaplah kamu di atas Jab’un dan rembulan di atas lembah Ailun. Maka matahari berhenti dan rembulan juga berhenti, sehingga rakyat bisa membalas musuh-musuhnya. Bukankah ini tertulis dalam Safar Yasyir? Matahari berhenti di tengah langit dan ia tidak terbenam selama hampir satu hari penuh.”
Nash Taurat ini harus ditimbang kebenarannya dengan kacamata hadis. Yusya’ tidak memerintahkan matahari untuk berhenti, tetapi dia berdoa kepada Allah agar menahannya untuknya. Matahari tidak berada di tengah-tengah langit, tetapi ia telah condong untuk terbenam karena doa Yusya’ pada waktu Ashar atau sesudahnya.
Ada hal lain yang harus dikoreksi, yaitu penyelewengan yang terjadi pada Taurat. Taurat menyebutkan dalam Ishah kesepuluh bahwa peperangan di mana matahari ditahan untuk Yusya’ terjadi setelah perang yang melibatkan penggelapan harta rampasan perang. Yang benar dan sesuai dengan hadis adalah bahwa keduanya terjadi di dalam satu peperangan.
Di antara penyimpangan yang terjadi pada Taurat adalah bahwa Taurat menyebutkan Bani Israil menyimpan harta rampasan perang dalam perang Ariha di Baitur Rab, baik itu emas atau perak atau bejana kuningan atau besi, dan itu dengan perintah Allah kepada mereka. Harta yang digelapkan dibakar oleh Bani Israil bersama laki-laki yang menggelapkannya beserta putra-putrinya, keledainya, kambingnya, tendanya dan seluruh hartanya.
Adapun harta rampasan perang setelah itu, maka Ishah kedelapan poin 2 dalam Safar Yasyu’ menyebutkan bahwa Tuhan membolehkannya bagi mereka. Nashnya, “Hanya saja harta rampasan perangnya. Ternak-ternaknya ambillah ia untuk diri kalian.” Poin 27 dalam Safar yang sama, “Akan tetapi ternak dan harta rampasan perang kota itu diambil oleh Bani Israil untuk diri mereka berdasarkan firman Tuhan yang diperintahkan kepada Yasyu’.”
Yang disebutkan di atas termasuk penyelewengan yang menimpa Taurat tentang harta rampasan yang tidak dihalalkan kepada umat sebelum kita. Api datang, maka ia memakan harta rampasan perang yang terdiri dari perabotan, pakaian, emas, dan perak sebagaimana hal ini ditetapkan oleh banyak dalil shahih. Salah satunya disebutkan oleh Rasulullah dalam hadis ini. Beliau saw. memberitakan bahwa api yang turun dari langit menolak memakan harta rampasan perang jika terjadi penggelapan. Baru ketika penggelapan itu dibongkar dan diletakkan bersama harta rampasan lainnya, maka turunlah api yang membakarnya. Tidak benar jika yang membakarnya adalah Bani Israil. Kalaupun pelaku penggelapan harta rampasan perang boleh dibakar sebagai hukuman atasnya, maka bukanlah termasuk keadilan jika istrinya, anak-anaknya dan ternaknya pun ikut dibakar, seperti yang diklaim oleh para penyeleweng Taurat.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
1. Peperangan yang dilakukan oleh Yusya’ dengan diikuti oleh Bani Israil menunjukkan bahwa berperang telah diwajibkan atas umat-umat sebelum umat ini. Bukan khusus bagi kita saja. Allah telah menghukum Bani Israil dengan kesesatan selama empat puluh tahun manakala mereka menolak berperang melawan orang-orang yang sombong.
2. Firman Allah ini menunjukkan bahwa para Nabi dalam jumlah yang besar telah berperang, “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa.” (Ali Imran: 146). Firman Allah menunjukkan kewajiban berperang atas Bani Israil, “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab, "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa Kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah: 246).
3. Hadis ini membimbing pemimpin agar tidak menyerahkankan tugas-tugas besar kepada orang-orang di mana hati mereka sibuk dengan perkara yang menghalangi mereka untuk menunaikannya.
4. Pengendalian prajurit memerlukan ilmu tentang tabiat-tabiat jiwa dan pemilihan kualitas yang memungkinkannya untuk bersabar di medan perang, serta membuang unsur penyebab kekalahan pasukan sebagaimana yang dilakukan oleh Yusya’.
5. Hadis ini mengandung ayat yang nyata dan mukjizat mengagumkan yang menunjukkan kodrat Allah dan dukungan-Nya kepada rasul-rasul-Nya, serta pertolongan-Nya kepada mereka dalam tugas-tugas yang dibebankan atas mereka. Di antaranya adalah menahan matahari dan memanjangkan siang, sehingga para pasukan bisa meraih kemenangan. Allah juga menunjukkan kabilah di mana penggelapan terjadi padanya, termasuk para pelaku penggelapan, sebagaimana telah disebutkan dalam hadis.
6. Harta rampasan perang diharamkan atas umat-umat sebelum kita. Dan Allah memberkan kekhususan kepada umat ini dengan menghalalkanya bagi mereka.
7. Dosa menggelapkan harta rampasan perang. Api tidak mau membakar harta rampasan di mana padanya terjadi penggelapan. Rasulullah telah menyampaikan bahwa seorang laki-laki menggelapkan selimut, maka ia membakarnya di kuburnya. Orang yang menggelapkan harta rampasan perang, maka dia akan memikulnya di hari kiamat.
8. Pada Bani Israil terdapat orang-orang shalih yang berjihad fi sabilillah. Allah membantu dan memberi mereka kemenangan.
9. Walaupun Yusya’ telah membersihkan pasukannya dari unsur lemah di mana kekalahan mungkin terjadi melalui mereka, tetap saja tersisa orang-orang lemah iman pada pasukannya, yaitu orang-orang yang menggelapkan harta rampasan perang.
10. Hadis ini mengoreksi sebagian penyimpangan dalam Taurat.
Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 138-147.

Ternyata Matahari Pernah Berhenti 'Beredar' Demi Bani Israel [Ada Bukti Ayat dan Catatan Sejarahnya]

Rabu, 04 Agustus 2010 |

Yosua memerintahkan Matahari berhenti
Oleh: R.A. Torrey
Bagi para penyelidik Alkitab salah satu kesukaran terbesar di dalam Alkitab terdapat dalam cerita yang ditulis dalam Yosua 10:12-14, "Lalu Yosua berbicara kepada Tuhan pada hari Tuhan menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel, is berkata di hadapan orang Israel: 'Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau bulan, di atas lembah Ayalon!' Maka berhentilah matahari dan bulan pun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh. Belum pernah ada hari seperti itu, baik dahulu maupun kemudian, bahwa Tuhan mendengarkan permohonan seorang manusia secara demikian, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah Tuhan."

Bishop Colenso menulis sebagai berikut: "Mujizat Yosua merupakan peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan." Orang yang tidak percaya dan para kritikus yang ingin menjatuhkan Alkitab mengatakan bahwa cerita ini tidak mungkin benar; sebab seandainya matahari tidak bergerak sebagaimana yang dikatakan dalam Alkitab, maka seluruh alam semesta ini akan kacau balau.

Tidak ada seorang pun yang dapat mengatakan benar tidaknya pernyataan ini. Itu hanya dugaan saja. Tetapi Allah yang menciptakan bumi, matahari dan seluruh alam semesta ini tentu saja akan dapat memelihara semuanya sekalipun matahari tidak bergerak, atau tepatnya sekalipun bumi tidak bergerak pada sumbunya sehingga matahari nampaknya tidak bergerak. Tetapi kalau kita teliti bagian akhir ayat 13, di situ dikatakan bahwa "matahari lambat-lambat terbenam". Jadi bukan berhenti sama sekali melainkan hanya bergerak dengan lambat.

Lagi pula, kata Ibrani yang diterjemahkan dengan "di tengah langit" sebenarnya berarti di bagian langit yang menaungi separuh dari bumi ini. Langit itu terbagi menjadi dua bagian, bagian yang dapat kita lihat dan bagian lain yang hanya dapat dilihat dari belahan bumi sebelah sana. Jadi apa yang diminta Yosua ialah agar matahari berlambat-lambat sehingga tetap tampak di langit yang menaungi belahan bumi yang satu, dan dalam kitab Yosua memang tertulis bahwa itulah yang dilakukan matahari itu.

Jadi apa yang dikatakan dalam cerita itu ialah bahwa matahari terus berada atau berhenti di atas cakrawala yang dapat kita lihat, "kira-kira sehari penuh". Rupa-rupanya pada hari itu di dekat Gibeon, di lembah Ayalon, terjadi suatu peristiwa yang biasanya terjadi di Kutub Utara selama beberapa hari setiap tahun yaitu matahari dapat dilihat terus selama 24 jam penuh.
Kita tidak diberitahu dengan cara bagaimana hal ini dilaksanakan. Mungkin ujung poros bumi menurun sedikit atau mungkin ada refraksi sinar terang atau dengan cara lain yang tidak dapat diduga. Pasti tidak perlu ada tabrakan di dalam alam semesta sebagaimana yang dibayangkan oleh orang-orang yang menentang Alkitab.

Mengenai apakah hal itu benar-benar terjadi atau tidak, itu merupakan soal sejarah. Tetapi sejarah yang dapat kita anggap otentik, yaitu buku Yosua, mengatakan bahwa hal itu benar-benar terjadi. Fakta yang sangat mengherankan ialah kita juga mendapatkan keterangan yang sama di dalam sejarah di luar Alkitab. Herodotus, ahli sejarah Yunani yang terkenal, mengatakan bahwa imam-imam Mesir menunjukkan kepadanya sebuah catatan mengenai suatu hari yang panjang. Dari tulisan-tulisan Cina kuno kita mengetahui bahwa ada hari yang panjang yang pernah terjadi dalam masa pemerintahan Kaisar Yeo, yang diperkirakan hidup sezaman dengan Yosua. Orang-orang Meksiko juga mempunyal catatan yang mengatakan bahwa matahari tetap bersinar sehari penuh dalam tahun yang diperkirakan sama dengan tahun ketika Yosua berperang di Palestina. Tidak ada alasan yang benar-benar kuat untuk membuktikan bahwa tidak ada hari seperti itu. Jadi berdasarkan penyelidikan yang teliti, anggapan bahwa peristiwa itu merupakan "peristiwa dalam Alkitab yang paling bertentangan dengan ilmu pengetahuan" ternyata sama sekali tidak benar. Alkitab ternyata tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan maupun dengan sejarah.
Biar bagaimanapun peristiwa ini merupakan suatu mujizat, tetapi orang yang benar-benar percaya kepada Allah yang adalah Pencipta alam semesta, Allah yang terbukti telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, tidak akan mengalami kesukaran untuk percaya akan mujizat. Kita percaya kepada Allah yang melakukan mujizat.
Tertahannya Matahari bagi Nabiyullah Yusa’  DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar
Para panglima berusaha mengumpulkan bala tentara sebanyak yang mereka mampu untuk menghadapi musuh. Mereka mengira bahwa salah satu sebab kemenangan di medan perang adalah kuantitas. Lain halnya dengan Nabiyullah Yusa’. Allah membuka tanah suci lewat tangannya untuk Bani Israil setelah Musa ‘alahis salam. Yusya' tidak mementingkan jumlah besar dalam menghadapi musuh. Dia lebih memperhatikan kualitas pasukan perangnya. Oleh karena itu, dia menyortir bala tentaranya dan prajurit-prajurit yang hati mereka tertambat dengan urusan dunia yang telah memenjarakan hati mereka.
Rasulullah menyampaikan kepada kita bahwa Yusya' berperang dengan bala tentara tersebut untuk melawan penduduk sebuah kota. Dia khawatir malam tiba sebelum kemenangan diraih di tangan. Dia pun memohon kepada Allah supaya menahan matahari, maka Dia menahannya sampai kemenangan terwujud. Itu adalah salah satu ayat Allah. Allah juga menunjukkan ayat-Nya yang lain, melalui tangannya manakala terungkap orang-orang yang menggelapkan rampasan perang dan Allah memurkai mereka.
Teks Hadis
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam Shahih masing-masing dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Salah seorang Nabi berperang. Dia berkata kepada kaumnya, ‘Jangan mengikutiku orang yang menikahi wanita sementara dia hendak membangun rumah tangga dengannya dan dia belum membangunnya dengannya, dan tidak juga seorang yang membangun rumah tapi belum melengkapi atapnya. Tidak pula orang yang telah membekali kambing atau unta betina yang bunting sementara dia menunggu kelahirannya.' Lalu nabi itu berperang. Dia mendekati sebuah desa pada waktu shalat ashar atau dekat waktu ashar. Maka dia berkata kepada matahari, 'Sesungguhnya kamu diperintahkan dan akupun diperintahkan. Ya Allah, tahanlah matahari untuk kami.' Matahari tertahan dan mereka meraih kemenangan.
Lalu dia mengumpulkan harta rampasan perang. Maka datanglah api untuk melahapnya tetapi ia tidak bisa memakannya. Nabi itu berkata, 'Ada di antara kalian yang menggelapkan harta rampasan perang, hendaknya dari masing-masing kabilah ada satu orang yang membaitku.' Maka tangan seorang laki-laki menempel dengan tangannya dan dia berkata, 'Kalian menggelapkan rampasan perang.' Maka mereka datang menyerahkan emas sebesar kepala sapi. Mereka meletakannya lalu datanglah api dan memakannya. Kemudian Allah menghalalkan harta rampasan perang bagi kita. Dia mengetahui kelemahan dan ketidakmampuan kita, maka Dia menghalalkannya untuk kita."
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Fardhul Khumus, bab sabda nabi, “Dihalalkan harta rampasan perang bagi kalian.” (6/220, no. 3124). Diriwayatkan oleh Bukhari secara ringkas dalam Kitab Nikah, bab orang yang hendak berumah tangga sebelum perang, 9/223, no. 5157. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabul Jihad Was Siyar, ba penghalalan harta rampasan perang, 3/1366, no. 1747. ia pun terdapat di dalam Syarah Shahih Muslim An-Nawawi, 12/409.
Penjelasan Hadis
Rasulullah menyampaikan kepada kita bahwa salah seorang nabiyullah berperang untuk membuka sebuah desa. Nabi ini adalah Yusya’ bin Nun, salah seorang nabi Bani Israil. (Hadis shahih menyatakan hal itu diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya. Lihat Fathul Bari, 6/221). Dia ini telah menyertai Musa dalam hidupnya. Dia menemani Musa dalam perjalanannya kepada Khidhir sebagaimana telah dijelaskan dalam kisah Musa dan Khidhir. Allah memberinya wahyu setelah Musa wafat dan Musa mengangkatnya sebagai penerusnya di Bani Israil. Dialah pemimpin yang berkat jasanya tanah suci bisa direbut kembali.
Nabiyullah Yusya’ pada saat persiapannya menuju kota yang hendak ditaklukkan dia berusaha agar pasukannya menjadi pasukan yang kuat dan tangguh. Oleh karenanya, dia menyortir prajurit-prajurit yang bisa menjadi biang kekalahan, karena hati mereka lebih disibukkan oleh perkara dunia yang membelenggu hati dan pikiran mereka. Yusya’ mengeluarkan tiga kelompok prajurit yang tidak dizinkan untuk pergi berperang.
Kelompok pertama adalah orang yang telah berakad nikah tetapi belum menyentuh isterinya. Kelompok ini tidak diragukan pastilah sangat tergantung hatinya dengan istrinya, lebih-lebih jika dia masih muda.
Kelompok kedua adalah orang yang sibuk membangun rumah dan belum menyelesaikan bangunannya.
Kelompok ketiga adalah orang yang membeli unta atau domba bunting sementara dia menantikan kelahirannya.
Prinsip yang dipegang oleh nabi ini menunjukkan bahwa dia adalah panglima yang unggul, pemilik taktik jitu dalam memimpin dan menyiapkan bala tentara sehingga kemenangan bisa diwujudkan. Prajurit tidak menang dalam jumlah besarnya, akan tetapi dengan kualitas. Ini lebih penting daripada jumlah dan kualitas.
Oleh karenanya, Yusya’ mengeluarkan orang-orang yang berhati sibuk dari pasukannya, yaitu orang-orang yang badannya di medan perang, tetapi pikirannya bersama istri yang belum disentuhnya atau rumah yang belum diselesaikannya atau ternak yang ditunggu kelahirannya.
Apa yang dilakukan oleh Yusya’ ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Thalut ketika melarang pasukannya untuk minum dari sungai kecuali orang-orang yang menciduk air dengan tangannya. Saat itu sedikit dari mereka yang minum. Thalut telah membersihkan pasukannya dari unsur-unsur pelemah yang menjadi titik kekalahan.
Allah telah menyampaikan kepada Rasul-Nya bahwa mundurnya orang-orang munafik di perang uhud mengandung kebaikan bagi orang-orang mukmin, “Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang aAmat suka mendengarkan perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” (At-Taubah: 47)..
Dengan pasukannya Yusya’ berangkat ke kota yang hendak ditaklukkannya. Dia mendekati kota itu pada waktu ashar di hari yang sama. Ini berarti kesempatan untuk membuka kota itu tidaklah banyak karena berperang di malam hari tidaklah mudah dan bisa jadi hari itu adalah hari Jum’at. Dia harus menghentikan perang begitu matahari terbenam. Karena berarti itu memasukai hari Sabtu dan perang di hari Sabtu hukumnya haram bagi Bani Israil. Maka dia harus mundur dari kota itu sebelum merebutnya, dan ini berarti memberi peluang kepada penduduk kota untuk memperkuat pasukannya, memperbaiki benteng-bentengnya, dan menambah kekuatan senjatanya. ‘Yusya’ menghadap matahari dan berkata kepadanya, “Kamu diperintakan aku juga diperintahkan.” Kemudian Yusya’ berdoa kepada Allah, “Ya Allah, tahanlah ia untuk kami.” Allah mengabulkan permintaannya dan menunda terbenamnya matahari hingga kemenangannya diwujudkan.
Iman Yusya’ begitu besar. Dia yakin kodrat Allah di atas segala sesuatu. Dia mampu memanjangkan siang sehingga kemenangan bisa diraih sebelum terbenamnya matahari. Urusan seperti ini tidak sulit bagi Allah, dan kita mengetahui pada hari ini bahwa siang dan malam terjadi karena berputarnya bumi mengelilingi dirinya. Dan sepertinya, -ilmu yang sebenarnya berada di sisi Allah- perputaran bumi berjalan lambat dengan kodrat Allah hingga kemenagan terwujudkan.
Allah tidak menghalalkan harta rampasan perang bagi umat manapun sebelum kita. Harta rampasan perang dikumpulkan, lalu api turun dari langit dan membakarnya jika tidak seorangpun dari pasukan yang menggelapkannya. Jika harta rampasan perang ada yang digelapkan, maka api menolak untuk melahapnya. Ini berarti Allah tidak ridha kepada mereka.
Harta rampsan perang dikumpulkan, api pun turun tetapi tidak memakan apapun. Maka Yusya’ berkata, “Di antara kalian ada yang menggelapkan harta rampasan perang.” Untuk membongkarnya Yusya’ menyuruh masing-masing kabilah mengirimkan satu orang untuk membaitnya. Maka tangannya menempel lengket di tangan orang yang berasal dari kabilah yang menggelapkan harta rampasan perang. Yusya’ membait anggota kabilah itu satu persatu. Tangannya lengket dengan tangan dua atau tiga orang, dan Yusya’ berkata, “Penggelapnya ada pada kalian.” Akhirnya mereka mengeluarkan sebongkah emas besar dalam bentuk kepala sapi dan diletakkan di antara harta rampasan lain. Api turun dan memakannya. Hukum ini telah mansukh(dihapus) bagi kita sebagai rahmat dari Allah kepada kita dan karunia-Nya. Dan dihalakannya harta rampasan perang merupakan salah satu kekhusuan atas umat ini.
Versi Taurat
Terdapat Safar yang panjang dalam Taurat yang bernama Safar Yusya’. Hanya saja, nama yang tertulis padanya adalah Yasyu’. Ini adalah nama Ibrani yang berarti Yehofa Khalash, dan Yehofa dalam Yahudi adalah salah satu nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Buku kamus Al-Kitabul Muqaddaas menyebutkan dengan mengambil dari Taurat, bahwa di beberapa tempat, nama Yasyu’ pada dasarnya adalah Husya’ atau Hausya’, dan bahwa Musalah yang memanggilnya Yasyu’. Yasyu’ adalah pengganti Musa. Dia pertama kali sebagai pelayan Musa. Dalam hidupnya Musa menugaskannya untuk mengurusi sebagian perkara-perkara besar. (Kamus Al-Kitabul Muqaddas, hlm. 1068). Taurat menyebutkan dalam Safar yang dinisbahkan kepada Yusya’ bahwa Bani Israil masuk Palestina setelah Musa wafat dengan dipimpin oleh Yasyu’. Di sana terdapat banyak perincian tentang cara masuk mereka, perang-perang yang mereka jalani dengan pimpinan Yasyu’, dan kemengan-kemengan yang mereka raih.
Disebutkan di Ishah ke tujuh dala Safar Yasyu’ tentang kisah penggelapan yang dilakukan oleh sebagian Bani Israil, bagaimana Yusya’ membongkar orang-orang yang melakukan penggelapan, dan penentuan siapa yang menggelapkan. Akan tetapi, yang disebutkan di dalam hadits lebih teliti daripada dalam Taurat. Hadis menjelaskan bahwa Yusya’ membongkarnya dengan berjabat tangan seperti yang ada di dalam hadits dan ini tidak dijelaskan dalam Taurat.
Taurat menyebutkan bahwa pelaku penggelapan hanyalah seorang, sementara hadis menyatakan dua atau tiga orang. Taurat juga menyebutkan bahwa seorang laki-laki menggelapkan baju Syinari yang mahal, dua ratus Syaqil perak dan lidah emas seberat lima puluh Syaqil. Padahal yang benar adalah bahwa harta yang digelapkan adalah kepala sapi dari emas seperti dalam hadis.
Taurat menyebutkan di Ishah kesepuluh di Safar Yusya’ tentang ditahannya matahari untuk Yusya’. Hal itu dijelaskan dalam Safar tersebut point 12-13, “Ketika itu Yusya’ berbicara kepada Tuhan pada hari ketika Tuhan menyerahkan orang-orang Umuriyyin di depan Bani Israil. Dia berkata di depan Bani Israil, ‘Wahai matahari, tetaplah kamu di atas Jab’un dan rembulan di atas lembah Ailun. Maka matahari berhenti dan rembulan juga berhenti, sehingga rakyat bisa membalas musuh-musuhnya. Bukankah ini tertulis dalam Safar Yasyir? Matahari berhenti di tengah langit dan ia tidak terbenam selama hampir satu hari penuh.”
Nash Taurat ini harus ditimbang kebenarannya dengan kacamata hadis. Yusya’ tidak memerintahkan matahari untuk berhenti, tetapi dia berdoa kepada Allah agar menahannya untuknya. Matahari tidak berada di tengah-tengah langit, tetapi ia telah condong untuk terbenam karena doa Yusya’ pada waktu Ashar atau sesudahnya.
Ada hal lain yang harus dikoreksi, yaitu penyelewengan yang terjadi pada Taurat. Taurat menyebutkan dalam Ishah kesepuluh bahwa peperangan di mana matahari ditahan untuk Yusya’ terjadi setelah perang yang melibatkan penggelapan harta rampasan perang. Yang benar dan sesuai dengan hadis adalah bahwa keduanya terjadi di dalam satu peperangan.
Di antara penyimpangan yang terjadi pada Taurat adalah bahwa Taurat menyebutkan Bani Israil menyimpan harta rampasan perang dalam perang Ariha di Baitur Rab, baik itu emas atau perak atau bejana kuningan atau besi, dan itu dengan perintah Allah kepada mereka. Harta yang digelapkan dibakar oleh Bani Israil bersama laki-laki yang menggelapkannya beserta putra-putrinya, keledainya, kambingnya, tendanya dan seluruh hartanya.
Adapun harta rampasan perang setelah itu, maka Ishah kedelapan poin 2 dalam Safar Yasyu’ menyebutkan bahwa Tuhan membolehkannya bagi mereka. Nashnya, “Hanya saja harta rampasan perangnya. Ternak-ternaknya ambillah ia untuk diri kalian.” Poin 27 dalam Safar yang sama, “Akan tetapi ternak dan harta rampasan perang kota itu diambil oleh Bani Israil untuk diri mereka berdasarkan firman Tuhan yang diperintahkan kepada Yasyu’.”
Yang disebutkan di atas termasuk penyelewengan yang menimpa Taurat tentang harta rampasan yang tidak dihalalkan kepada umat sebelum kita. Api datang, maka ia memakan harta rampasan perang yang terdiri dari perabotan, pakaian, emas, dan perak sebagaimana hal ini ditetapkan oleh banyak dalil shahih. Salah satunya disebutkan oleh Rasulullah dalam hadis ini. Beliau saw. memberitakan bahwa api yang turun dari langit menolak memakan harta rampasan perang jika terjadi penggelapan. Baru ketika penggelapan itu dibongkar dan diletakkan bersama harta rampasan lainnya, maka turunlah api yang membakarnya. Tidak benar jika yang membakarnya adalah Bani Israil. Kalaupun pelaku penggelapan harta rampasan perang boleh dibakar sebagai hukuman atasnya, maka bukanlah termasuk keadilan jika istrinya, anak-anaknya dan ternaknya pun ikut dibakar, seperti yang diklaim oleh para penyeleweng Taurat.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
1. Peperangan yang dilakukan oleh Yusya’ dengan diikuti oleh Bani Israil menunjukkan bahwa berperang telah diwajibkan atas umat-umat sebelum umat ini. Bukan khusus bagi kita saja. Allah telah menghukum Bani Israil dengan kesesatan selama empat puluh tahun manakala mereka menolak berperang melawan orang-orang yang sombong.
2. Firman Allah ini menunjukkan bahwa para Nabi dalam jumlah yang besar telah berperang, “Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa.” (Ali Imran: 146). Firman Allah menunjukkan kewajiban berperang atas Bani Israil, “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab, "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa Kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.” (Al-Baqarah: 246).
3. Hadis ini membimbing pemimpin agar tidak menyerahkankan tugas-tugas besar kepada orang-orang di mana hati mereka sibuk dengan perkara yang menghalangi mereka untuk menunaikannya.
4. Pengendalian prajurit memerlukan ilmu tentang tabiat-tabiat jiwa dan pemilihan kualitas yang memungkinkannya untuk bersabar di medan perang, serta membuang unsur penyebab kekalahan pasukan sebagaimana yang dilakukan oleh Yusya’.
5. Hadis ini mengandung ayat yang nyata dan mukjizat mengagumkan yang menunjukkan kodrat Allah dan dukungan-Nya kepada rasul-rasul-Nya, serta pertolongan-Nya kepada mereka dalam tugas-tugas yang dibebankan atas mereka. Di antaranya adalah menahan matahari dan memanjangkan siang, sehingga para pasukan bisa meraih kemenangan. Allah juga menunjukkan kabilah di mana penggelapan terjadi padanya, termasuk para pelaku penggelapan, sebagaimana telah disebutkan dalam hadis.
6. Harta rampasan perang diharamkan atas umat-umat sebelum kita. Dan Allah memberkan kekhususan kepada umat ini dengan menghalalkanya bagi mereka.
7. Dosa menggelapkan harta rampasan perang. Api tidak mau membakar harta rampasan di mana padanya terjadi penggelapan. Rasulullah telah menyampaikan bahwa seorang laki-laki menggelapkan selimut, maka ia membakarnya di kuburnya. Orang yang menggelapkan harta rampasan perang, maka dia akan memikulnya di hari kiamat.
8. Pada Bani Israil terdapat orang-orang shalih yang berjihad fi sabilillah. Allah membantu dan memberi mereka kemenangan.
9. Walaupun Yusya’ telah membersihkan pasukannya dari unsur lemah di mana kekalahan mungkin terjadi melalui mereka, tetap saja tersisa orang-orang lemah iman pada pasukannya, yaitu orang-orang yang menggelapkan harta rampasan perang.
10. Hadis ini mengoreksi sebagian penyimpangan dalam Taurat.
Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 138-147.

Anak ku Chrisna

Lilypie Kids Birthday tickers

Anak ku Christoffel

Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers